Mari Berkarya Untuk Negeri

Mari Berkarya Untuk Negeri

Minggu, 12 Desember 2010

KOSKAR MASA DEPAN (Mutiara Hitam Dari Utara Bantaeng)

Bahtiar Ali Rambangeng
(Ketua Bidang Humas KOSKAR PPB)

Aku, engkau, mereka adalah satu wajah sekaligus berbeda


KOSKAR sebagai oraganisasi yang bergerak dibidang kepemudaan dan konsen pada perkaderan dan perjuangan telah menorehkan catatan tersendiri bagi Bantaeng.  KOSKAR telah berhasil membuktikan eksistensinya dengan menghasilkan kader-kader  yang memiliki sektor garapan bervariasi dan memiliki integritas tuntunya, keberhasilan KOSKAR tersebut bisa dilihat dari penyebaran kadernya di birokrasi (Wahab, Subhan Ya’kub salah satu kepala Desa percontohan di Indonesia untuk penanaman Pohon Hutan Desa dsb), sektor pendidikan ada Kamaruddin, Muhlis dan Abd Haris(masih banyak yang lainnya), aktivis ada Rahman(SEKJEN IMM SULSEL), Ismail Mangaga(aktivis PMII), Sabran (ketua oragisasi keguruan SULSEL), Bahtiar(Mantan KETUM HMI_MPO Makassar dan Komisi Politik PB HMI), Supriadi(Ketua LaPar Makassar), Nasrun Jamal(Mantan Ketum FMBT), disektor bisnis ada A.Misbahuddin, di sektor pendampingan ada Sofyn Yasri dan masih banyak lagi yang lainnya. Koskar yang masih belia ternyata luar biasa keluarannya.

Kronologis Penataan Kepemimpinan KOSKAR

Awalnya Koskar hanya menghimpun anak-anak Tombobulu(kini sudah jadi 3 kecamatan, kecamatan gantarangkeke, pa’jukukang dan tompobulu sendiri) untuk mengadakan diskusi sederhana. Hal ini diinisiatori oleh Ilyas, wahab, A,Misbahuddin dan banyak dibantu oleh Sulahan Yusuf(Direktur Group Paradigma Institute). Kemudian berkembang menjadi kelompok studi yang bernama KOSKAR PP-TB(Kelompok Studi dan Karya Putra-Putri Tompobulu). Berkembang dan berkebang dan mendapat angin segar di masa kepemimpinan Sirjuddin Umar S.Ag(mantan aktivis HMI-MPO). Di masa kepemimpinan Sarajuddin KOSKAR mengambil peran strategis untuk melakukan advokasi kebijakan politik yang tidak memihak kerakyat dan melakukan upaya kontrol kritis atas pemerintahan Azikin Soltan. Salah satu kasus yang ditangani KOSKAR adalah kejahatan politik aparat kepolisin terhadap Nara Pidana si A(nama kurang Hafal tapi yang jelas kakaknya Abdul Khaliq) dengan menelanjanginya dipenjara dan menyiksa diluar kemanusiaan, maka kader-kader KOSKAR dibawah kepemimpinan Sirajuddin, kader-kader KOSKAR melakukan aksi di depan halaman kantor polresta, dengan jumlah kader yang turun sekitan 30 orang.

Imbas dari aksi tesebut dipecatnya KAPOLRES dan sangsi terhadap aparat yang melakukan pelanggaran HAM. Aksi-aksi yang dilakukan kader KOSKAR di Masa kepemimpinan Sirajuddin lebih diorientasikan untuk penajaman ideologi perjuangan anak-anak KOSKAR, penajaman ANSOS(analisis sosial dan kebijakan publik) dan penguatan kualitas kader-kader KOSKAR. Imbasnya hampir semua yang memiliki sikap kritis terhadap kebijakan daerah dianggap anak KOSKAR(padahal bisa saja bukan), disisi lain telah terjadi pencitran dan bren imega “Semua yang kritis di bantaeng adalah anak KOSKAR”, sehingga hampir semua pertemuan di Bantaeng kalau ada yang bertanya dan nyelimet kritis di forum-forum, maka semua orang akan berkesimpulan pasti kader KOSKAR, padahal belum tentu.  

Pembentukan Citra diri KOSKAR dan pengutan kualitas kader-kadernya merupakan target utama, dengan beberapa indikator, pertama Koskar belum menjadi organisasi daerah yang memiliki karakter dan ciri khas yang bisa menjadi alat ukur pembeda dengan organisasi kepemudaan lainnya,Kedua untuk memperkenalkan kepada publik bargening koskar adalah kualitas dan sikap kritisnya terhadap semua kebijakan yang tidak mengakomodasi kepentingan rakyat. Ketiga penegasan diri KOSKAR sebagai organisasi yang memiliki manifesto perjuang yang jelas dan kritis. Masa kepemimpinan Sirajuddin berakhir karena Sirajuddin masuk kandidat anggota dewan, sebagai organisasi yang tidak tunduk kepada ketuak siapapun dan memiliki idealisme yang tegas(koskar bukan gerbong partai politik tertentu, penegasan di AD/ART )Koskar membuktikan dirinya. Kemunduran Sirajuddin dan terpilihnya Muhlis di Kampung beru atas inisiator formatur 7 menjadikan KOSKAR tumbuh sebagai organisasi yang memiliki sikap tegas secara internal.

Terpilihnya Muhlis sebagai ketua baru KOSKAR tidak serta merta proses perkaderan KOSKAR keluar dari formulasi kepemimpinan Sirajuddin. Muhlis sebagai ketua baru KOSKAR tetap mengedepankan sikap kritis terhadap pemerintahan. Sikap ini di buktikan dengan melakukan aksi-aksi sosial dan pemberdayaan yang dilakukan anak-anak KOSKAR.
Perubahan secara drastis formulasi kepemimpinan KOSKAR terjadi saat Abdul Haris menjadi ketua. Hal ini ditandai dengan pembentukan kelompok kajian dan kebahasan  di MAN Dampang yang konsen pada penguatan kapasitas kader-kader KOSKAR. Ini dilakukan untuk menjawab adanya kemungkinan-buruk atas perubahan proses kelulusan yang awalanya ditentukan sekolah berubah menjadi keputusan nasional. Kader-kader KOSKAR di Bantaeng hampir secara keseluruhan di arahkan pada kualitas akademik sekolah dan kegiatan-kegiatan langsung yang dilaksanakan bidang KARPALA untuk memelihara lingkungan, maka ide-ide yang lahir adalah pembuatan pupuk kompos dan jambang umum bagi masyarakat.

Perubahan itu berlanjut di masa kepemimpinan Kamaruddin. Kemimpinan KOSKAR di masa Kamaruddin lebih diorientasikan pada profesionalisme, kemitraan kritis. Istandar dari kemitraan yang dibangun KOSKAR adalah dengan diadakannya kerja sama antara KOSKAR dan KPU Bantaeng dalam rangka membangun lualitas Demokrasi lokal, Ini bisa dilihat dengan terlibatnya KOSKAR sebagai pemantau pemilu legislatif Tahun 2009. Keterlibatan KOSKAR sebagai mitra KPU bukan sekedar ikut karena KOSKAR memiliki idealisme perjuangan, KOSKAR sama sekali tidak mendapat dana pemantauan dari KPU kalaupun ada itu hanyalah upaya inisiatif para pengurus KOSKAR, KPU pun kemudian berkesimpula “KOSKAR memang luar biasa”.  Perlu difahami KOSKAR ikut didalam suksesi pemilu legislatif memiliki target strates kelembagaan dan perkaderan, target tersebut adalah Pertama menjadikan anak-anak koskar sebagai anak-anak yang sadar politik,  kedua menjadikan anak-anak koskar menjadi kader terbuka sekaligus kritis.

Bukan hanya itu Koskar juga membangun kemitraan denga Graup Paradigma Institute yang dipimpin oleh sulhan Yusuf. Kerja sama antara KOSKAR dan Paradigma Institute melahirkan taman baca siana yang sangat strategis karena ditempatkan di Tanetea, dekat Sekolah SMA. Sementara di Makassar perkembangan kader-kader KOSKAR sungguh luar biasa dengan terlibatnya kader-kader KOSKAR sebagai orang-orang nomor satu dan menempati posisi strategis dalam organisasi nasional, di HMI ada Bahtiar, IMM, ada Rahman, PMII ada Ismail dan Sabran. Pilihan strategis perjuangan KOSKAR untuk berubah dari Kritis  menjadi kritis kemitraan tidak sekedar berubah semua ini dilakukan untuk menjawan perubahan zaman yang membutuhkan kemitraan positif dan profesional. Penulis perlu menyangga isu-isu yang berkembang, bahwa “Koskar adalah milik pemerintah” . koskar berubah karena adanya perubahan arah gerakan dan pertimbangan kebutuhan zaman.

Musaddag(KOORDINATOR KOPEL Bantaeng) sendiri mengekui “KOSKAR adalah salah satu lembaga perkaderan yang memiliki visi tidak sekedar mengambil sikap,orang-orang koskar adalah orang-orang matang”saat ini KOSKAR tidak terlalu gencar dengan kritis kepemerintah bukan tidak kritis tetapi ada hal-hal yang menjadi pertimbangan, KOSKAR tetap melakukan advokasi di Letta atas kasus tanah yang mengorbankan kepentingn rakyat kecil, dan sampai saat ini masyarakat di Letta mendapat perlindungan politik bagi masyarakat Letta. 

Masa Depan Bantaeng

Eksistensi KOSKAR sangat menentukan masa depan  Bantaeng 5-10 kedepan, Kenapa? Saat ini kader-kader potensial KOSKAR telah menata diri diberbagai sektor, baik sektor politik, pertaniaan, advokasi dan pendidikan. Kalau penempaan diri anak KOSKAR ini sudah selelsai secara otomatis akan pulang dan akan melakukan sesuatu yang bermamfaat bagi daerah. Jangan dikira keberadaan Kader-kader KOSKAR dibeberapa sektor tidak memiliki visi masa depan, apalagi sebagai kader-kader yang memiliki wawasan keilmuan yang memadai dan tentu saja hal itu sangat potensial untuk menjadi kekuatan politik baru disegala sektor.

Di Bantaeng saat ini hanya kader-kader KOSKAR yang gesit menata diri dan penguatan kapasitasnya. Apa yang dilakukan ini akan mengasa kematangan anak-anak KOSKAR untuk menjadi pemimpin di Bantaeng, apa yang dikatakan Sulhan Yusuf” Kader-kader KOSKAR kedepan Potensial jadi bupati” bisa diwujudkan, tetapi bukan itu orientasi perjuangan KOSKAR, KOSKAR justru lebih banyak membicarakan penataan daerah berbasis kearifan lokal, penataan sumber daya manusia lewat gerakan taman baca dan perkaderan. Proses yang dilalui KOSKAR membuktikan eksistensinya sebagai organisasi yang memiliki kualitas dan akan sangat menetukan masa depan Bantaeng.

Momen Kongres

Moment kongres KOSKAR kali ini dalalah moment yang sangat strategis untuk menentukna pola gerakan, perkaderan dan perjuangannya. Sehingga kongres kali ini adalah kongres yang sangat penting bagi eksistensi masa depan KOSKAR dan kader-kadernya di Bantaeng. Kongres harus kembali mempertegas posisi politik dan gerakan kejuangan KOSKAR di Bantaeng, tidak sekedar pergantian kepemimpinan, tetapi penegesan visi misi atas eksistensi KOSKAR,lalu apa yang mesti dilakukan pada moment kongres kali ini(kongres koskar dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2010) pertamapenegasan visi Misi kepemimpinan, penegasan visi misi kepemimpinan KOSKAR harus melihat problem yang dialami KOSKAR secara internal, situasi politik Bantaeng yang sangat sentral saat ini pecah kongsi politik Kubu Nurdin Vs kubu Soltan. Dari kedua kutup ini KOSKAR bukan menjadi anak tiruan tetapi menjadi lembaga yang fokus pada upaya lainnya dengan memihak pada kepentingan rakyat dan berusaha keluar dari kontaminasi politik yang ada.

Kedua penyusunan pengurus KOSKAR harus mampu mengakomodasi segala sekmen yang ada. Karena kader-kader koskar memiliki beragam basis aviliasi organisasi nasional. Ketiga, karena Koskar adalah organisasi yang beragam harus mengedepankan kepemimpinan kolektif kelegia, agar kebijakan yang lahir tidak lagi sentral ketua umum. Pembacaan atas situasi internal dan eksternal KOSKAR menjadi indikator utama keberhasilan kepemimpinan masa depan, yang jelasnya kader-kader KOSKAR akan tersinggung kalau ada sekolompok orang tertentu mengatasnamakan KOSKAR adalah budaknya, kader-kader KOSKAR akan merasa tersinggung kalau ada kelompok tertentu mengatasnakan KOSKAR padahal yang dia lakukan atas nama pribadi, senior-senior KOSKAR juga harus tetap mempertimbangkan posisinya diperintahan, jangan sampai posisinya hanya merusak nama baik KOSKAR.  Tulisan ini adalah serotan pedas atas issu yang berkembang bahwa KOSKAR di bawah ketiak Bupati. KOSKAR seudah diajarkan kebebasan dan kemandirian dan sama sekali tidak membenarkan bentuk-bentuk intimidasi politk dan penindasan.


Tulisan ini adalah Refleksi Pribadi atas eksistensi KOSKAR di Bantaeng


Selamat Menjelang Kongres KOSKAR PPB